Mikro penis adalah kecilnya ukuran penis seseorang. Pada kondisi ereksi di bawah 7 cm sudah dikategorikan mikropenis (normalnya rata-rata 12,5 cm). Mikropenis dapat terjadi akibat dari kurangnya kadar hormon seks pria atau testoteron saat trimester kedua dan ketiga masa kehamilan. Atau bisa disebabkan karena ketidak-mampuan dalam merespon hormon testoteron secara normal.
Sebetulnya jika terdeteksi sejak masih masa kanak-kanak, mikropenis dapat lebih dini diatasi dengan cara terapi penyuntikan hormon testosteron 3 minggu sekali sebanyak 6 kali berturut-turut, yang biasanya dilakukan di poliklinik endokrinologi anak.
Namun jika usia sudah dewasa, agak sulit 'memperbaiki' kondisi ini, kecuali dengan cara operasi. Saat ini, telah banyak pengobatan yang dapat dilakukan. Dan untuk membesarkan ukuran penis, dapat dilakukan dengan teknik ini, yang disebut dengan phalloplasty. Operasi membesarkan penis ini menggunakan kulit dari lengan bawah dan disambungkan pada penis yang asli. Pasien juga akan mendapat urethra untuk saluran buang air kecilnya dan protesa penis yang dapat mengembang saat ereksi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang terapi ini, Anda bisa menghubungi dokter spesialis Urologi di rumah sakit.
Jika mikropenis yang terjadi pada Anda adalah 'kecacatan', Anda masih bisa memproduksi sperma (masih ada hormon testoteron) namun mungkin kadarnya di bawah normal dibanding orang dewasa lainnya. Namun jika mikropenis yang Anda alami adalah genetika (misalnya kecacatan genetika berupa sindrom Klinefelter, di mana pada pasangan kromosom terakhir terjadi kelebihan kromosom X, sehingga menjadi XXY (normalnya pria XY, wanita XX). Jika yang terjadi adalah sindroma Klinefelter, manifestasinya adalah tidak berkembangnya genitalia pria secara normal (micropenis) dan juga berkembang genital sekunder wanita, misalnya adanya pembesaran buah dada walau tidak sebesar wanita normal, dan juga infertilitas.
Langkah yang paling tepat adalah terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter spesialis andrologi untuk mengetahui penyebab utamanya, kemudian Anda bisa meminta rujukan untuk operasi apabila Anda merasa membutuhkannya.
Mikropenis merupakan salah satu kelainan yang sering menimpa bayi laki-laki. Namun, jangan khawatir karena ukuran penis masih dapat dikembangkan dengan terapi hormon.
Menurut dr Aditya Suryansyah, SpA, spesialis anak dari Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, terapi hormon akan efektif bila dilakukan sebelum anak memasuki usia pubertas. Terapi mikropenis ini paling baik dilakukan sebelum anak menginjak akil baliq atau maksimal saat anak berusia 12 tahun.
"Lewat dari usia itu hasilnya tidak akan maksimal, bahkan tidak ada gunanya," ujarnya.
Penanganan mikropenis, lanjut Aditya, disesuaikan dengan kondisi setiap anak. Jika penyebabnya karena anak kegemukan, biasanya dokter akan menyarankan agar berat badan anak dikurangi.
"Lemak dari perut yang terlalu buncit bisa membuat penis anak tidak terlihat," kata Aditya.
Sebelum menentukan pengobatan yang tepat, dokter terlebih dahulu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada alat vital si buyung, dan apakah boleh diterapi.
"Jangan sampai pemberian hormon justru menimbulkan efek samping seperti pubertas dini atau pertumbuhan tulang anak berhenti," katanya.
Pada anak yang mengalami gangguan hormon sehingga pertumbuhan alat vitalnya tidak optimal, dokter akan memberikan hormon testosteron. Meski begitu, membesarkan ukuran penis juga tidak boleh berlebihan dan harus diberikan oleh dokter yang memiliki kompetensi.
"Itu diberikan maksimal empat kali dalam tiga minggu. Biasanya hasilnya sudah bagus, tidak boleh lebih dari itu," kata dokter yang baru saja meluncurkan buku Panik Saat Puber? Say No ini.
Mikropenis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penderita mikropenis.
Mikropenis adalah suatu kelainan pada pria berupa pertumbuhan penis lebih kecil daripada yang seharusnya. Seorang pria dikatakan memiliki mikropenis apabila panjang penisnya kurang dari 2,5 standar deviasi rata-rata ukuran penis pria normal pada usia tertentu. Acuan ukuran yang dapat dipakai adalah apabila ukuran penis kurang dari 2 cm saat kelahiran, 2,5 cm saat berusia satu tahun, 4 cm di masa pubertas, dan 10 cm di akhir masa pubertas atau saat dewasa. Hal ini dapat disebabkan karena faktor hormonal sejak seorang anak masih dikandung, salah satunya adalah kekurangan hormon androgen pada kehamilan dini.
Penyebab
Mikropenis dapat diakibatkan oleh zat kimia yang disebut endocrine disrupter chemicals (EDC) yang dapat mengganggu atau mengubah fungsiendokrin sehingga terjadi penghambatan kerja androgen, terutama menggangu substansi yang bertanggung jawab dalam pembentukan organ seksual dan perkembangan karakteristik sekunder laki-laki. Salah satu contoh EDC adalah zat yang terdapat dalam pestisida kimia sepertidiklorodifenil-trikloroetan (DDT). Zat pengganggu tersebut dapat bereaksi dengan estrogen atau reseptor androgen serta sebagai senyawa antagonis yang melawan hormon endogen.Dalam dunia kedokteran mikropenis tidak dapat disamakan dengan penis tersembunyi (concealed penis) yang diakibatkan malposisi penis (salah letak) meskipun keduanya menunjukkan abnormalitas ukuran penis. Dalam kasus seperti iniconcealed penis, penis tetap memiliki badan uretral, korporal, dan kelenjar yang normal namun letaknya terhalang oleh lemak suprapubis.[4]
Pengobatan
Untuk pengobatan mikropenis, dapat ditempuh terapi hormon sejak dini, bahkan sejak bayi menggunakan intramuskular testoteron atau gel dihidrotestoteron topikal. Terapi yang dilakukan sebaiknya sebelum masa pubertas atau sebelum berusia 14 tahun. Terapi diberikan 4 kali setiap 3-4 minggu dengan total sebanyak 4 suntikan. Terapi ini memiliki beberapa efek samping seperi seringnya terjadi ereksi, memacu penutupan lempeng tulang, dan memacu pubertasapabila terapi diberikan secara berlebihan. Apabila terapi hormon tidak berhasil dilakukan, pengobatan yang dapat ditempuh adalah bedah orchiopexy. Bedah ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor fisiologis, teknis, dan risiko apabila operasi diadakan terlalu dini. Secara fisiologis, waktu yang tempat untuk melakukan operasi ini adalah saat kelahiran hingga usia 6 bulan. Usia 6-12 bulan, bayi mulai memiliki kesadaran diri dan kewaspadaan akan dipisahkan dengan ibunya. Kewaspadaan ini akan meningkat pada usia 1-3 tahun sehingga apabila anak pada usia tersebut dioperasi maka harus didampingin ibunya.
Pada usia 3-6 tahun, akan lebih mudah untuk melakukan operasi namun di atas usia 6 tahun, mereka mulai cemas dengan operasi kelamin yang akan dijalani. Secara teknis, orchiopexy dapat dilakukan oleh ahli pediatrik dengan bantuan bius yang baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar